Esai #16: Contoh Esai Pengajar Jelajah Nusa
Nia Nur Pratiwi
Bagi kawan-kawan yang mendaftar sebagai Pengajar Jelajah Nusa, ini nih mungkin kiranya bisa dapet gambaran. Esai yang nanti di Apply itu bukan seperti Esai yang biasa kita Lomba yaaa.. Esainya tuh kaya semacam kita ngisi sebuah soal ESAI ketika ulangan gitu, jadi jawaban ESAI gitu deeh.. makannya ESAI ini ngga terlalu panjang ya, soalnya jawaban satu soal itu antara 0-500 suku kata aja ..
soo...
check this out
ESAI 1 (Alasan Mendaftar Pengajar Jelajah Nusa )
Menjadi barisan terdepan dari pejuang pendidikan di tapal perbatasan negeri
dan pinggiran negeri merupakan hal yang paling membahagian bagi jiwa
kemanusiaan seorang pendidik. Hal inilah
yang menjadi tekad saya untuk menjalani kehidupan seorang pendidik. Hal inilah
merupakan kombinasi dari analisis medan yang dihadapi, bagaimana membaca
potensi diri, dan peran serta dimasyarakat, ini dan tentu saja keinginan dan
tekad yang bulat untuk menjadi orang bermanfaat bagi sesama.
Awal waktu mendapat informasi Pengajar Jelajah Nusa (PJN) ini awal bulan
Maret 2020. Saya mendapat informasi dari sebuah acara yaitu Talkshow mengenai
pendidikan diperbatasan dan pembicaranya merupakan salah satu program sejenis
dan mengadakan pengabdian selama 1 tahun di Papua, yakni program Indonesia
Mengajar sedangkan satu pembicaranya lagi merupa kan seorang anak lokal dari
pulau Sebatik perbatasan Indonesia dan Malaysia. Tekad turun tangan sebagai
pengajar diprogram Pengajar Jelajah Nusa (PJN) semakin bulat setelah menjadi
relawan Sekolah Inspirasi Pedalaman di Kabupaten Banjarnegara tahun 2020.
Ketika saya melakukan penerjunan Sekolah Inspirasi Pedalaman (SIP) saya
bertemu dengan banyak anak dan para orang tua merasakan pendidikan yang belum
sepenuhnya merambah ke masyarakat, kalau menurut data waktu itu di tempat
penenjunan saya hanya ada 1% yang bersekolah dari jumlah penduduk desa,
setelah tiga kali penerjunan adaangka
yang cukup signifikan sekitar 3% bahkan ada yang berkuliah menurut data
pendidikan di desa, selain kami datang sebagai relawan mengajar, kita juga
membekali pemberdayaan masyarakat dengan pengolahan mocaf bekerjasama dengan
rumah mocaf, sehingga tidak hanya anak-anak yang diberikan pembekalan dalam
program relawan pengajar, melainkan kia membekali mereka juga karena apabila
orang tua memiliki kemapanan financial pasti anak-anak dapat mengenyam dunia
pendidikan.
Disini saya berpikir, sebelum waktu
ini berjalan dengan sia-sia, maka kebermanfaatan waktu untuk turut
menginspirasi pendidikan bagi anak-anak agar mereka dapat melakukan manufer
dalam dunia mereka selain itu, saya adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah
(Pendidikan) yang memiliki tanggungjawab moral terhadap dunia pendidikan. Hal
inilah yang mendorong saya untuk mendaftar Pengajar Jelajah Nusa (PJN), karena
saya ingin membantu adik-adik untuk melakukan lompatan atau manufer dalam hidup
mereka dan sadar akan pentingnya pendidikan dimanapun berada, sehingga
kehidupan mereka akan lebih terjamin dimasa yang akan datang.
ESAI 2 (Tujuan Tersulit dan Sudah Pernah diraih)
Sebuah tujuan adalah apa yang kita inginkan dan apa yang kita niatkan untuk
bisa terwujud. Tujuan baik maka hasilnya jga tidak akan jauh berbeda dengan
niatan yang dibentuk pasti hasilnya juga akan memberikan kebaikan. Saya pernah
memiliki sebuah mimpi untuk bisa mendirikan sebuah komunitas literasi dan
sosial di desa saya, kita berjumlah 3 orang, kami memiliki mimpi untuk
mendirikan sebuah perkumpulan yang memiliki nilai edukasi dan menyenangkan.
Sebuah komunitas yang dianggap masih asing dikalangan masyarakat desa.
Ceritanya tujuh bulan yang lalu, tepatnya bulan Juli kami ada libur
semester genap yang cukup lama, sekitar
3 bulan kami dihadapkan pada situasi yang tidak berkuliah. Hal ini menyeabkan
kami yang terbiasa berkegiatan di tempat rantau harus membentuk sebuah wadah
yang hampir sama dengan wadah ditempat perantauan, dari pertama ide tercetus
untuk membentuk sebuah komunitas yang nanti dinaungi oleh kecamatan. Namun
tidaklah mudah, dari awal kita harus mengerahkan segala bentuk ide dan gagasan
untuk bisa membentuk sebuah komunitas, karena yang kita harapkan adalah
komunitas yang bermanfaat untuk lingkungan. Akhirnya selama berpekan-pekan kami
memikirkan tentang nama, tujuan, filosofi dan segala bentuk logo kami buat,
lalu tercetuslah sebuah komunitas bernama Kertas Putih dengan logo pesawat
kertas yang akan terbang berwarna putih.
Setelah itu kami berupaya untuk mengumpulkan donasi buku, namun karena
dipedesaan jadi masih lamban dalam pendistribusiannya. Kita harus membagikan pengumuman donasi buku,
dan karena hany atiga orang tersendat personil serta finasial yang kurang. Kita
juga arus mencari donasi untuk membeli rak buku dan Alhamdulillah mendapat
donasi satu buah rak buku yang sekarang digunakan untuk menampung buku yang
masih sedikit. Ini adalah impian yang sangat aku inginkan untuk membentuk suatu
komunitas, walaupun pada awalnya kami harus jatuh bangun dalam pendirian ini,
sekarang sudah mulai ada yang melirik walaupun hanya satu atau dua dan kami
bertiga juga harus memiliki keberanian untuk show up tentang komunitas
ini yang diharapkan dapat membawa dampak baik bagi lingkungan. Dengan
mengadakan kegiatan sosial, literasi, permainan yang menyenangkan dan banyak
kegiatan yang dapat menjadi edukasi bagi masyarakat terutama anak-anak.
ESAI 3 (Bagaimana Kamu sebagai Problem Solver)
Sebuah tim adalah mereka yang akan
mendorong kita, memebrikan kita ruang untuk belajar lebih, belajar mengahargai,
belajar membuat keputusan dan belajar memberikan ruang belajar juga untuk yang
lain. Saya pernah menjadi seorang ketua
panitia dalam acara skala nasional
dikampus bernama BIG COMPETITION. Dalam kepanitiaan ini, ada banyak sekali
macam karakter manusia. Ada yang bersifat menerima, pendiam, cerewet, tidak mau
tahu yang penting pendapatnya diterima, hanya ingin dia saja yang didengarkan,
ada yang didepan menerima tapi dibelakang kmeudian tidak terima. Banyak
karakter dalam sebuah organisasi. Tidak terkecuali orang-orang yang bersama
sewaktu saya menjadi ketua panitia pada waktu itu.
Pada waktu itu kita defisit anggaran
dan mengharuskan kita untuk berkorban lebih dari biasanya dalam bentuk
finansial. Ada banyak pendapat yang dilontarkan, ada pendapat yang menginginkan
bahwa kita organisasi harus minta lagi ke atas, ada yang megatakan kalau
kita harus iuran seberapapun itu, ada
yang mengatakan bahwa kita harus samarata dalam iuran agar adil, adayang
mengatakan bagi mereka yang kerjanya tidak terlalu berat lebih banyak membayar
iuran, dan sederet alasan lain yang tentunya lahir dari setiap kepala individu
yang berbeda.
Disni saya selaku ketua panitia
harus ikut andil dalam menetralkan suasana, karenasampai ada perdebatan dan ada
yang sampai menangis. Untuk itu, saya harus menengahi diantara mereka, tentu
sangat dimaklumkan, mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, ada yang
memiliki watak keras kepala, ada yang lembut tidak mau bersuara tapi dibelakang
bertanya, ada yang ikut saja dan banyak lagi tipe mereka yang tentu juga tidak
terlepas dari mana mereka berasal tinggal, karena status mereka disini juga
merantau. Disini sayaakhirnya menentukan dengan jalan musyawarah dan menentukan
yang palig baikserta tidak menimbulkan banyak perselisihan, akhirnya kami
memilih untuk iuran dengan jumlah nominal yang sama akan tetapi boleh dicicil
sampai waktu yang ditentukan. Memanglah tidak mudah mengurai benang yang ksust
dalam sebuah permasalahan, namun ketika kita mempertimbangkan dengan baik, akan
ada solusi yang didapat.
ESAI 4 (Bagaimana Ketika Kamu dihadapkan pada pilihan)
Setiap kali kita dihadapkan pada
sebuah pilihan tentu akan menghasilkan keadaan yang sulit. Jangankan banyak
pilihan, terkadang hanya dua pilihan saja membuat kita merasa sulit. Hal ini pernah saya alami ketika saya kuliah bersamaan dengan mengajar
TPQ di daerah tempat saya berkuliah yakni di Purwokerto. Hampir setiap senin hingga
kamis saya harus dihadapkan pada pilihan untuk tetap mengajar atau memilih
kuliah, disisi lain saya tidak mungkin akan meninggalkan anak-anak TPQ
sedangkan kewajiban saya adalah berkuliah. Karena saya sadar pengajar disinipun
rata-rata adalah mahasiswa dan kita hanya bertiga, ketika ada jadwal yang tidak
sesuai harapan dengan kuliah, tidak jarang saya harus ikut mata kuliah setengah
dan setengah waktunya lagi digunakan untuk mengajar anak-anak Taman Pendidikan
Qur’an (TPQ) hal ini terjadi jika pengajar yang lain pun kuliah, karena disini
saya selaku yang paling dituakan diantara mereka, maka saya yang harus
menggantikan hal tersebut.

Komentar
Posting Komentar