Esai #8: Strukturalisme Keadaan Umat
Strukturalisme Keadaan Umat
Oleh : Nia Nur Pratiwi
Merujuk gejala masyarakat sekarang, era
revolusi industrial, mau tidak mau masyarakat harus mengikuti perkembangan
zaman yang terus mengalir. Metode ini difokusan pada landasan Al Qur’an dan As
Sunnah yang merujuk kepada gejala sosial lima belas abad yang alu dia Arab pada
konetks sosial disini dan kini. Pada masa itu
masyarakat Arab adalah masyarakat pra-industrial (masyarakat kesukuan)
atau tribal society, masyarakat yang homogen. Sekarang kita menghadapi
masyarakat industrial (malah sekarang justru sudah membicarakan
pasca-industrial), masyarakat kenegaraan (civic society) dan masyarakat
heterogen atau masyarakat berbeda dalam hal suku bangsa dan dalam beberapa
aspek. (Kuntowijoyo, 2018: 3).
Masyarakat post-modernisme percaya bahwasannya
segala hal dapat di peroleh dengan mudah jika kita menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi yang diciptakan mengikuti perkembangan zaman. Namun, harusnya
sebagai masyarakat Islam dapat mengkategorikan dimana letak kita benar harus
mengikuti arus iptek dan dimana kita juga perlu paham dalam membentengi.
Struktur Secara Universal
Secara universal sebuah struktur
mensyaratkan berbagai macam keadaaan yang di terapkan oleh berbagai idividu
dari sebuah ologan ang disebut sebagaia umat atau jamaah. Dalam New
Internatonal Dictionary kata structure berasal dari bahasa latin
yakng berarti bangunan. Mengapa kemudian struktur dikaitkan dengan bangunan,
maka ini sangat dikaitkan dengan bangunan konkret seperti bangunan rumah, gedung-gedung
ataupun bangunan secara fisik. Sedangkan secara bangunan abstrak bisa diarahkan
kepada structure social atau
bangunan sosial yang menghidupi struktur sosial masyarakat.
Jean Piaget menjadikan sebuah asumsi
dengan berpendapat bahwa ada tiga struktur yang harus dipenuhi dalam sebua
struktur sosial yang didalamnya. Masyarakat dituntut untuk keadaan yang
menyadari segala aktivitas-aktivitas yang menginginkan keadaaan yang baik
sebagaimana, Pertama, Keseluruhan
(wholeness), secara koherensi atau keseluruhan yang terpadu. Elemen ini
berhubungan dengan elemen yang mengatur struktur kepribadian manusia. Seperti
dalam pengamalan umat Islam, dan dalam konsekuensi dalam kalimat syahadat yang telah di lakukan
dan telagh dilafalkan seta diamalkan dalam kehidupan umat muslim. Sebagai
contoh, Islam bisa juga diartikan sebagai (menyerahkan diri kepada Allah)
sebagai sebuah keseluruhan atau biasa dilakukan dengan kaffah yang mempunyai unsur-unsur seperti syahadat,
sholat, zakat, puasa dan haji bagi yang memiliki kemampuan.
Dalam anggapan yang disampaikan ini, bisa menjadisebuah contoh bahwasannya
pelaksanaan struktur juga diterapkan dalam hal yang menyeluruh dan terpadu
(koheren) dalam Q.S Al Baqarah [2]: 208, ini menyatakan bahwa tidak ada yang
ditunggalkan dalam berbuat sesuatu, yang berarti dilaksanakan dalam sebuah hal
yang dilaksanakan secara menyeluruh dan tidak boleh di susutkan satu persatu
unsur apapun.
Kedua, Perubahan Bentuk (transformation) karena dalam sebuah struktur tidaklah statis,
artinya setiap struktur bisa jadi menjadi sebuah hal yag sangat dinamis.
Misalnya penggunaan berbagai macam bahasa yang dapat menjadi bumbu dalam ungkapan
yang diberikan. (Bahasa yang bisa jadi ditransformasi adalah bahasa keadaan)
misalnya, di Indonesia mengalami transformasi pada konstruksi yang dibangun,
orang Jawa mengkonstruksi kebudayaan hindu-kejawen menjadi Islam-kejawen.
Ketiga, Mengatur Diri Sendiri (self-regulation), setiap keadaan yang dialami
menjadi sebuah keadaan mandiri atau keadaan yang mengharuskan seorang muslim
untuk terus menjadi muslim yang mandiri. Contohnya dalam pengambilan istinbath
hukum dalam ‘ijma (konsensus Islam) atau juga qiyas (menganalogikan
hukum sesuatu), sebagaai seorang muslim yang mandiri, maka berperan dalam
mengatur diri sendiri secara baik. Sunnah sebagai rujukan dalam perubahan
hukum. Jadi self-regulation menggunakan regulasi atau kebijakan ini
menjadi sebuah keadaan yang menyatakan bahwa umat dapat mengatur sendiri
urusannya.
Umat memiliki kecenderungn untuk tetap
menggunakan struktur dalam hidup dan berkehidupan, menggunakan tiga sendi dalam
menganalisa keadaan umat, dengan menggunakan ketiga capaian menurut Jean Piget dari
tiga sasaran yang diadakan dan di hembuskan oleh para pemimpin dan struktur ini
di jalankan oleh umat.

Komentar
Posting Komentar