Postingan

Catatan Perjalanan #34: Matahari Senja dan Puzzle nya

Gambar
Catatan Perjalanan #34: Matahari Senja dan Puzzle nya “Bahwa merayakan pertambahan usia bukan sekadar meniup lilin, tapi menyalakan pelita baru di relung jiwa; merangkul kepingan puzzle yang mulai saling menemukan tempatnya.” Hari ini, matahari seakan sengaja menyingkap sinarnya lebih lembut. Tidak meledak terang, tidak pula suram—hanya jingga hangat yang membelai pipi. Di atas ladang bunga matahari, seorang anak perempuan muncul dari lipatan kardus ingatan, menenteng satu kotak puzzle yang perlahan mulai lengkap. Tahun ini terasa sungguh berbeda dari perayaan-perayaan sebelumnya. Tak lagi hanya sekadar doa panjang yang kupintal sendirian di tepi ranjang. Tak hanya sekadar kue ulang tahun dengan lilin kecil, atau bisikan harapan yang sering kali samar. Kini, di puncak usia yang menua bersama rasi Cancer yang sabar, satu demi satu potongan hidup mulai menemukan tempatnya. Aku menengok ke belakang, mengingat seorang gadis dengan kepangan rambut dan gaun merah jambu, yang bertahun-tahu...

Catatan Perjalanan #33: Bapak Penjual Buku Panduan Sholat

Gambar
Catatan Perjalanan #33: Bapak Penjual Buku Panduan Sholat Langit Purwokerto sudah menggelap ketika aku melangkah masuk ke Pasar Manis. Hiruk-pikuk masih terasa; suara pedagang menawarkan dagangan, orang-orang bercengkerama, dan aroma makanan yang menggoda. Aku berjalan menuju warung sop kaki kambing langgananku, memilih duduk di pojokan dekat tembok. Di sebelahku, dua orang pria muda berbicara dengan logat yang tidak asing—mungkin mahasiswa dari daerah Blokag Wetan. Mereka sibuk membahas sesuatu, entah tugas kuliah atau rencana akhir pekan. Di sisi lain, ada sepasang laki-laki dan perempuan, bisa jadi pasangan kekasih atau suami istri. Mereka makan dengan tenang, sesekali saling tersenyum di antara sendok dan suapan. Aku menikmati sop kaki kambing yang tersaji panas di hadapanku. Kuahnya kental, dengan aroma rempah yang kuat. Aku menyeruput perlahan, menikmati kehangatan yang menjalar ke seluruh tubuh. Sambil makan, aku memperhatikan sekitar. Ada keluarga yang sibuk mengurus balita mer...

Catatan Perjalanan #32: Lelaki Penyusun Puzzle

Gambar
Catatan Perjalanan #32: Lelaki Penyusun Puzzle Hari ini adalah hari istimewa, hari di mana dunia memperkenankan kehadiranmu, lelaki yang telah mengisi sudut-sudut dalam kisah ini. Seperti kepingan puzzle yang perlahan tersusun, kau hadir melengkapi bagian yang selama ini terasa tak sempurna. Aku mengingat pertemuan pertama kita, bagaimana kau dengan caramu sendiri menata ulang kepingan yang sempat berserak. Kau hadir dengan menenangkan. Mungkin saja kau adalah lelaki penunggu danau syurga, membawa aliran jernih yang menyejukkan setelah kemarau panjang. Aku tak tahu bagaimana caramu melakukannya, tetapi perlahan, aku mulai percaya bahwa ada seseorang yang memang diciptakan untuk menyusun puzzle kehidupanku. Setiap percakapan kita tentang masa depan, mimpi, dan perjalanan yang ingin kita tempuh bersama selalu menjadi momen yang ingin kuabadikan. Aku berkata bahwa memilih pasangan hidup itu seperti menyusun puzzle—membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan kesadaran bahwa tidak semua potonga...

Catatan Perjalanan #31: Menjadi Pemimpin Perempuan antara Harapan, dan Perjuangan

Gambar
Catatan Perjalanan #31: Menjadi Pemimpin Perempuan antara Harapan dan Perjuangan Akan ada hari dimana kau dijatuhkan, diremehkan dan dilempar sedemikian jauhnya. Tetapi tidak dengan niat baikmu mengubah dunia. Ia akan tetap disitu menunggumu mewujudkannya. Nia Nur Pratiwi         Dulu, banyak yang berpikir kalau kepemimpinan itu urusan laki-laki. Perempuan? Ya, di belakang layar saja. Tapi aku merasa bahwa aku juga bisa menjadi pemimpin, meskipun aku bukanlah seseorang yang kaya raya atau memiliki latar belakang istimewa. Aku percaya bahwa kepemimpinan bukan tentang harta atau status, tapi tentang keberanian dan tekad. Bisa jadi mereka yang mau membeli jabatan dengan uang adalah orang-orang yang sebetulnya tidak bisa memimpin, akan tetapi hanya bisa mengambil alih harta saja. Mengambil kekuasaan dan memanfatkannya dengan semena-mena tanpa mengedepankan hati nurani yang bersih dalam etika yang baik. Tantangan di Depan Mata        Menjadi pemimpin p...

Catatan Perjalanan #30: Tumbuh dan Menumbuhkan

Gambar
  Catatan Perjalanan #30: Tumbuh dan Menumbuhkan   Oleh: Nia Nur Pratiwi "Karena esensi dari tumbuh adalah menumbuhkan satu sama lain, jikapun besar akan saling membesarkan satu sama lain. Tidak menjadi abu."             Perjalanan hidup sejatinya adalah proses yang penuh dengan pertumbuhan. Setiap langkah yang kita tapaki membawa kita lebih dekat kepada versi terbaik diri kita sendiri, sekaligus menanamkan benih-benih yang kelak akan tumbuh di kehidupan orang lain. Tumbuh tidak hanya tentang menjadi lebih besar, lebih kuat, atau lebih tinggi. Tumbuh adalah bagaimana kita berkontribusi untuk menumbuhkan orang lain di sekitar kita—dengan kebaikan, semangat, dan keberanian untuk berbagi. Di setiap persimpangan perjalanan, aku belajar bahwa tumbuh tidak pernah terjadi dalam ruang kosong. Ada orang-orang yang hadir menjadi air di kala dahaga, menjadi matahari yang hangat di saat kedinginan, dan menjadi tanah subur yang memelihara akar-akar mimpi. Tumb...

Catatan Perjalanan #29: Menghadiri “Gala Bunga Matahari”

Gambar
Catatan Perjalanan #29: Menghadiri “Gala Bunga Matahari”   Oleh Nia Nur Pratiwi   “Sebuah perayaan yang pasti dirasakan setiap orang, mari merayakan kembali dan terlahir kembali dari rahim matahari”          Hari ini seorang anak perempuan berniat menghadiri sebuah Gala dengan rambut di kepang, mengenakan dress yang lucu berwarna merah jambu. Apakah kira-kira baju itu masih ada di lemari atau sudah bersama tumpukan kain bekas yang tidak ada lagi ditemukan dimana tempatnya. Dia  membongkar isi kardus besar di atas lemari, namun yang ia temukan hanya sebuah ingatan akan ucapan selamat bertumbuh dari orang-orang yang hadir dengan kado-kado lucu 18 tahun yang lalu.      Anak perempuan itu terdiam dan masuk ke dalam kardus kemudian menuju waktu yang Ia ingat betul kapan terjadinya.       Ternyata  kita hanya menikmati pagi yang menuju siang, siang menuju senja. Tapi hari ini senja terlihat berbeda, senja hadir di...

Catatan Perjalanan #28: Mijil Dua Puluh Delapan

Gambar
Catatan Perjalanan #28: Mijil Dua Puluh Delapan “Lahir kembali, lahir kemudian menunggu pulang.”   Kelahiran adalah bentuk kasih sayang Tuhan atas dunia ini, maka Dia memperkenankan Ibu mu melahirkan anak laki-laki terakhir dari keluarganya. Lalu  adakah yang lebih menyenangkan daripada masa kecil, tak pernah memikirkan bagaimana peliknya hidup, bermain di derasnya hujan saja tidak pernah takut sakit, bahkan naik pohon setinggi-tingginya juga tak merasa khawatir akan jatuh, atau main sejauh-jauhnya tanpa cemas akan lupa jalan pulang, semua itu seakan-akan muncul bersama memori nostalgia yang terus terekam rapih dalam piringan berbentuk otak di kepala kita. Seringkali kita akan mengingat itu semua dalam moment tertentu, bisa dengan mendengarkan cerita orang-orang yang membersamai kita, atau cerita kedua orang tua kita atau teman sebaya yang seringkali dimarahi ketika pulang larut Sandekala . Menjadi kecil dan tiada mengerti tentang konsekuensi dewasa adalah sejarah yang tidak b...