Catatan Perjalanan #34: Matahari Senja dan Puzzle nya
Catatan Perjalanan #34: Matahari Senja dan Puzzle nya “Bahwa merayakan pertambahan usia bukan sekadar meniup lilin, tapi menyalakan pelita baru di relung jiwa; merangkul kepingan puzzle yang mulai saling menemukan tempatnya.” Hari ini, matahari seakan sengaja menyingkap sinarnya lebih lembut. Tidak meledak terang, tidak pula suram—hanya jingga hangat yang membelai pipi. Di atas ladang bunga matahari, seorang anak perempuan muncul dari lipatan kardus ingatan, menenteng satu kotak puzzle yang perlahan mulai lengkap. Tahun ini terasa sungguh berbeda dari perayaan-perayaan sebelumnya. Tak lagi hanya sekadar doa panjang yang kupintal sendirian di tepi ranjang. Tak hanya sekadar kue ulang tahun dengan lilin kecil, atau bisikan harapan yang sering kali samar. Kini, di puncak usia yang menua bersama rasi Cancer yang sabar, satu demi satu potongan hidup mulai menemukan tempatnya. Aku menengok ke belakang, mengingat seorang gadis dengan kepangan rambut dan gaun merah jambu, yang bertahun-tahu...