Catatan Perjalanan #28: Mijil Dua Puluh Delapan
Catatan Perjalanan #28: Mijil Dua Puluh Delapan
“Lahir kembali, lahir kemudian menunggu pulang.”
Kelahiran adalah bentuk kasih sayang Tuhan atas dunia ini, maka Dia memperkenankan Ibu mu melahirkan anak laki-laki terakhir dari keluarganya. Lalu adakah yang lebih menyenangkan daripada masa kecil, tak pernah memikirkan bagaimana peliknya hidup, bermain di derasnya hujan saja tidak pernah takut sakit, bahkan naik pohon setinggi-tingginya juga tak merasa khawatir akan jatuh, atau main sejauh-jauhnya tanpa cemas akan lupa jalan pulang, semua itu seakan-akan muncul bersama memori nostalgia yang terus terekam rapih dalam piringan berbentuk otak di kepala kita. Seringkali kita akan mengingat itu semua dalam moment tertentu, bisa dengan mendengarkan cerita orang-orang yang membersamai kita, atau cerita kedua orang tua kita atau teman sebaya yang seringkali dimarahi ketika pulang larut Sandekala.
Menjadi kecil dan tiada mengerti tentang konsekuensi dewasa adalah sejarah yang tidak bisa kita hilangkan dari separuh perjalanan hidup ini, kita akan dibawa bersama dengan perjalanan dan melayang bersama dengan segala kenangan-kenangan masa kecil yang tiada akhir. Begitulah kiranya kita akan terus mengingatnya mungkin sampai masa tua nanti (sampai jadi debu) maka dari itu kita perlu merawat betul-betul ingatan itu jangan sampai lenyap begitu saja tanpa berbekas. Setidaknya walaupun ingatan kita remang-remang nanti ketika tua, pasti akan ada satu, dua bahkan tiga atau juga empat ingatan yang terus berpijar, seperti peristiwa Triple Conjunction Centuri yang akan mulai tampak di Belahan Langit Barat setelah Matahari Terbenam dan peristiwa ini akan berakhir pukul 22:00, jadi itulah mengapa aku mengirimkan nya hari ini. Namun kita juga akan cepat mengingatnya kembali ketika ada yang mengingatkan, semua seakan-akan bukan hanya bayangan sebagaimana fenomena Equinox dengan “Hari Tanpa Bayangan” yang hanya terjadi di bulan Maret, dimana matahari tidak akan membentuk bayangan dan posisi matahari sedang Zenith, semoga radar kehidupanmu tidak mengalami Sun Outage, sehingga hidupmu tetap melesat cepat seperti sebuah jumbo jet ke bintang tetangga terdekat dari matahari.
Semakin kita bertumbuh, semakin kita akan menyadari banyak hal, tidak semuanya bisa dikerjakan bersama-sama, kadangkala kita akan dibawa pada situasi untuk memperjuangkan segalanya dengan tangan kita sendiri, dengan segala kebutuhan yang kita buat sendiri dan dengan cara kita sendiri. Karena pada akhirnya kita akan dibawa pada keadaan sendiri, tanpa lawan tanpa kawan, hanya dengan diri kita sendiri saja. Kita akan melintasi cakrawala diri kita sendiri, yang berujung pada permasalahan tentang Identitas diri. Walaupun beberapa hari ini masih harus mengarungi perairan keruh, berjalan dengan susah payah untuk bisa melewati kabut bulan mistis yang penuh fantasi. Setidaknya sampai menghabiskan pekan ini. Hati-hati jangan sampai hanyut! Namun, karena cuaca astro di sisa minggu ini lebih dari sekadar landasan. Bagaimana proses kita melintasi cakrawala identitas kita? Bagaimana kita harus bergulat dengan pertanyaan Siapakah Aku? Aku Berasal darimana? Apakah sebenarnya tujuanku? dan sederet pertanyaan yang terus menjadi nilai-nilai kehidupan. Ada banyak sekali kisah yang bisa menginspirasimu, salah satunya lagu The Graetest Showman berjudul A Milion Dreams yang dicover oleh Alexandra Porat—menyalakan lampu harapan dan menggantungkannya di langit-langit rumah. Dirimu adalah bagian dari kehidupan mu, yang mengambil bagian terdalam—sesuatu yang lebih besar dan lebih berkuasa ketimbang egomu.
Kembali diputarkan satu adegan masa kecil yang kerap kali mengundang gelak tawa, walau dalam keadaan sendirian, menertawakan diri sendiri dan menangisinya secara bersamaan adalah realita yang kadang terjadi secara tiba-tiba. Sudah sejauh mana apa yang diperjuangkan, sudah sejauh mana apa yang orang tua kita inginkan. Kalau kata Prof. Dr. Kuntowijoyo “Kerjakan agenda sendiri, hitung-hitunglah dirimu sebelum Engkau dihitung. Menanam padi panen setahun dua kali, tetapi gabah cepat rusak, harganya bisa turun naik, dan habis dikonsumsi. Menanam jati panen rayanya menunggu puluhan tahun, tetapi lebih awet,keras dan kukuh. Tanamlah jati, InsyaaAllah lebih berhasil guna.” Setidaknya kata-kata ini bisa menjadi pengingat dihalaman awal buku catatan perjalananmu, setiap dirimu mengganti buku karena isinya sudah penuh, bagaimana kita mencoba menanam apapun yang nantinya akan berhasil guna diwaktu tua, diperjalanan menuju dewasa dan akhirnya menuju ruang hampa bernama kematian kemudian melewati ruang-ruang lain di alam yang nanti entah seperti apa bentuknya.
Menyusuri diri sendiri adalah aktivitas paling misterus yang tidak bisa dijelaskan seperti apa dalam dan dangkal nya. Seperti berjalan melintasi sungai dan mencari jejak ikan kecil dari hulu ke hilir. Mendapatkan satu proses yang tidak bisa kita jelaskan dengan gampang, karena biasanya dalam bentuk pengalaman batin yang hanya bisa kita sendiri yang mengetahuinya. Proses dewasa dan tumbuh menjadi manusia tua adalah proses singkat sekaligus panjang, kenapa demikian, usia kisaran 60-90 an tahun bagi manusia saat ini adalah singkat, namun panjang bagi prosesnya, sampai-sampai lupa sudah melakukan apa saja selama itu. Seringkali ketika masa kecil ketika memenangkan ego adalah hal yang biasa, namun ketika proses dewasa seringkali kita harus bergulat dengan diri kita sendiri, menyusur gunung Ego kita, mengalahkan atau memenangkannya. Sungguh, proses yang tiada bisa kita jelaskan jauh sekaligus dekatnya. Mendapatkan berbagai peluang tentu akan menjadi bagian tidak terlewatkan dalam setiap tindakan. Maka aku ingin mengucapkan selamat hari lahir dan kembali Mijil, menggambarkan kelahiran manusia ke dunia, rentang hidup yang mungkin tak lama dan menunggu perjalanan pulang dengan harapan bisa selamat sampai tujuan. Kalau dalam tembang mijil memberikan kisah belas kasih, harapan, ketabahan, dan cinta. Berikanlah tembang dalam kehidupanmu dan beri nasihat kepada dirimu sendiri agar selalu kuat dan tabah dalam menjalani kehidupan. Usia mu akan berkurang dan jatah melakukan kebaikan juga terus berkurang, maka lakukan apapun, lakukan apapun, lakukan apapun, tulis apapun yang kamu ingin dan wujudkan !!!!
Terimakasih.. ^_^ seluruh kerja kerasmu, dan seluruh proses sampai saat ini, maafkanlah dirimu sendiri yang seringkali memaksakan diri tanpa memperhatikan kondisi. Sadarilah bahwa segala sesuatu tidak semuanya bisa dikerjakan dalam satu waktu, selesaikan satu persatu dan teruslah berkarya. Kisahmu akan meledak bersama Supernova.
Give your best power!!
Bumi, 18 Maret 2024
Warm Regard
Nia

Komentar
Posting Komentar