Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2023

Catatan Perjalanan #25: Juni, Aku Punya Dua Sayap

Gambar
Hujan Bulan Juni  Sapardi Djoko Damono Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu Melihat Juni kembali hadir adalah kebahagiaan yang harus terus di syukuri, bahkan kegelisahan yang tiada tepi yang selalu membersamai. Juni segala aroma tanahnya. Tiada aku bisa berkata banyak. Juni, aku punya dua sayap, Sayapku satu telah patah, aku ingin terbang tapi rasanya pincang. Boleh ku pinjam 4 hurufmu untuk ku naikki dengan susah payah dan penuh air mata, agar nantinya bisa ku temukan Tawa, dengan berpayung Tuhan Yang Maha Esa.  Juni, 2023

Catatan Perjalanan #24: Juni, Pae sekarang menjadi Ibu sekaligus Ayah

Gambar
Hujan Bulan Juni  Sapardi Djoko Damono Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu 4 Juni kemarin adalah hari dimana kau mengulang hari lahir, menelisik waktu kau semakin menua dan aku masih menjadi anak kecilmu. Aku tidak akan pernah menjadi besar bila denganmu, aku masih menjadi Nia kecil yang merengek manja minta dibelikan jajan. Yang ketika naik motor dan mengenakan mantel kelelawar laluaku masuk ke dalam dan pasti bertanya.  "Wis butul ngendi pa? (Sudah sampai mana Pa?)" Sudah sampai Dewasa.  Tapi Pae tetap sama, hanya saja sekarang berperan Ganda, menjadi Pae seklaigus Mae. 

Catatan Perjalanan #23: Juni, Hari ini Mae Lahir Kembali

Gambar
  Catatan Perjalanan #23: Juni, Hari ini Mae Lahir Kembali  oleh: Nia Nur Pratiwi MAE TELAH MENINGGAL 66 hari lalu. Waktu itu ia berada dalam pangkuanku. Ku pikir setelah ini aku takkan pernah mendengar apa-apa lagi darinya, tapi kini kami sedang bersama-sama menulis buku.    Ini adalah kalimat-kalimat pertama dalam buku tersebut dan akulah yang menuliskannya, tapi Mae akan mendapatkan gilirannya nanti. Dialah yang akan bercerita lebih banyak. Aku tidak yakin seberapa ingatanku mengenai Mae. Sepertinya aku sangat-sangat masih mengingatnya, lekuk tubuhnya,lengking suaranya dan pendek rambutnya yang pasti seukur bahu saja dan selama aku melihatnya sepertinya dia tak pernah berambut panjang. Aku lekat mengingatnya dalam sekerat gambar bernama foto di dalam ponsel  pribadiku  maupun gambar yang sudah cetak ber pigura. Hal yang paling tak terlupakan diantara hal-hal lain  yang juga tak pernah terlupa  adalah sepeda seharga Rp 150.000 ,- b...