Catatan Perjalanan #19: Syawal dan Bulan Halal
Syawal
dan Bulan Halal
Oleh
Nia Nur
Pratiwi
Makna
Syawal bagi hampir seluruh umat Islam memberikan kesan yang selalu baik,
setelah sebulan berpuasa (Bagi yang mampu menjalankannya) telah menahan hawa dan
nafsu (Bagi yang sedia menahannya pula) akhirnya bulan yang seakan-akan menjadi
puncak kebahagiaan setelah sebulan siang tidak makan serta menegak minuman, maka
Syawal adalah bulan yang Halal bagi kita, momentum keluarga besar untuk bi halal atau saling
memaafkan satu sama lain dengan silaturahim, mendekatkan yang jauh,
serta semakin mengeratkan yang dekat, (tapi kalau sudah ngerasa dekat dan
tiada pernah bersilaturahim kerumah maka patut dipertanyakan eh :V)
bercandaaaaa.
Ada
sejumlah versi asal usul istilah Halal Bihalal. Dikutip dari Historia, istilah
Halal Bihalal berasal dari kata 'alal behalal' dan 'halal behalal'. Kata ini
masuk dalam kamu Jawa-Belanda karya Dr. Th. Pigeaud 1938. Dalam kamus ini alal
behalal berarti dengan salam (datang, pergi) untuk (memohon maaf atas kesalahan
kepada orang lebih tua atau orang lainnya setelah puasa (Lebaran, Tahun Baru
Jawa). Sementara halal behalal diartikan sebagai dengan salam (datang, pergi)
untuk (saling memaafkan di waktu Lebaran). Asal usul istilah Halalbihalal ini
bermula dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun
1935-1936. Pada saat itu, martabak tergolong makanan baru bagi masyarakat
Indonesia. Pedagang martabak ini dibantu dengan pembantu primbuminya kemudian
mempromosikan dagangannya dengan kata-kata ‘martabak Malabar, halal bin halal,
halal bin halal’. Sejak saat itu, istilah halalbehalal mulai populer di
masyarakat Solo. Masyarakat kemudian menggunakan istilah ini untuk sebutan
seperti pergi ke Sriwedari di hari lebaran atau silaturahmi di hari lebaran.
Kegiatan Halal Bihalal kemudian berkembang menjadi acara silaturahmi saling
bermaafan saat Lebaran.
Maka
makna syawal dan Halal adalah segala hal-hal yang pernah menyakitkan untuk
diperbolehkan diikhlaskan dan dimaafkan dengan setulus hati. Tetapi lebih dari
itu makna Halal Syawal yang seringkali muncul justeru momentum kondangan yang tiada
bertepi ketika Ramadhan usai. Jadi apakah berpisah dengan Ramadhan dan bertemu
dengan Syawal adalah takdir yang Dia berikan? Bila ia maka mendekatlah (kata
bang Tulus) Jangan lupa disambung puasa sunnah 6 harinya Bestie. Syawal Halal
dan kita, mari kita saling melempar Tunjangan hari Raya. Sekian dan terimagaji.
Mohon maaf bila tidak rapih, hanya ingin mengutarakan isi hati. Disiapkan mentalnya
dengan segala banjiran pertanyaan “Kapan?” yang terngiang-ngiang di telinga.
Source :
01/05/2022
Punggelan, Banjarnegara

Komentar
Posting Komentar