Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Catatan Perjalanan #18: Senja, Kereta, Kopi dan Segelas teh Tawar

Gambar
  Catatan Perjalanan #19: Senja, Kereta, Kopi dan Segelas teh Tawar Oleh Nia Nur Pratiwi   Aku melihat punggungmu, sebegitu mudahnya   menjelma senja, datang kemudian menghilang begitu saja terus berulang ketika malam menjelang. Aku melihatmu seperti sebuah gerbong kereta yang transit di stasiun tempat aku menunggu. Aku melihatmu seperti secangkir kopi yang hitam pekat kemudian didinginkan oleh keadaan. Aku melihatmu seperti segelas teh tawar yang didalamnya hambar tapi tetap terasa. Yang ada aku melihatmu utuh sebagaimana awal perjumpaan kita yang ingatannya tak bekesudahan.   PROLOG Bertemu dengan orang yang belum selesai dengan masa lalunya adalah satu hal yang mungkin terdengar menyakitkan. Bagaimana bila itu terjadi padamu?, seperti mengulang piringan lagu yang rusak dan suaranya sumbang tak terdengar. Kau sebegitu saja menjadi sebuah simfoni yang dawainya belum usai ku petik satu demi satu sehingga belum sampai terdengar melodi yang selaras. Sampa...

Catatan Perjalanan #17: Oktober, Mekarnya Bunga Daisy di Mt. Prau

Gambar
                                                         Catatan Perjalanan #17: Oktober, Mekarnya Bunga Daisy di Mt. Prau Oleh Nia Nur Pratiwi   Hidup dan bernafas saja tidak cukup. Seseorang harus memiliki sinar matahari,   awan, kebebasan, pepohonan dan sedikit bunga.   Hari itu seorang kawan menawarkan satu pengalaman baru. Ia menawarkan kepadaku untuk mengikuti sebuah perjalanan dengan alam. Apakah kau tau ? Tidak, baiklah akan ku beritahu, Mendaki tepatnya seperti Ninja Hatori (Mendaki Gunung Turuni Lembah) kata seorang kawan, tracking Gunung ya semua hampir sama, rata-rata semacam itu, bertemu dengan suara hewan, pohon-pohon besar, awan yang menggelantung, hujan bahkan angin kencang dan sudah pasti kawan satu rombongan yang hangat kekeluargaan. Sebuah pengalaman baru akan segera dimu...

Part 3 - Catatan Perjalanan #16: Perjalanan Lombok, kisah Kompilasi Perjalanan Air, Udara, Tanah

Gambar
(air yang mulai membiru di laut) Berlanjut di Part ke-3  Sesampainya di ruangan, lalu kami berbenah dan berberes untuk merapikan barang-barang dan membuang sampah yang kami bawa serta merapikan isi tas agar lebih ringkas lagi. Setelahnya kami merasa perut kami keroncongan, lalu kami putuskan untuk membeli makan yang ada notanya, sayangnya dikapal hanya ada tiga penjual, pertama penjual p*p mie dan segala macam makanan instan, kedua penjual Soto yang hanya berisi toge dan ayam berapa suwir, ketiga penjual bakso yang ngga tau kaya apa rasanya, kantin kapal DLN OASIS berada di lantai paling atas gaess, kemudian karena sudah begitu lapar kami putuskan untuk makan Pop Mie saja yang harganya cukup terjangkau yakni 15.000 yah namanya juga di Kapal, mau ngga mau harus beli karena ngga ada lagi kan.             “Mas, disini ada apa aja makanannya dan ada notanya ?”             ...