Catatan Perjalanan #18: Senja, Kereta, Kopi dan Segelas teh Tawar
Catatan Perjalanan #19: Senja, Kereta, Kopi dan Segelas teh Tawar Oleh Nia Nur Pratiwi Aku melihat punggungmu, sebegitu mudahnya menjelma senja, datang kemudian menghilang begitu saja terus berulang ketika malam menjelang. Aku melihatmu seperti sebuah gerbong kereta yang transit di stasiun tempat aku menunggu. Aku melihatmu seperti secangkir kopi yang hitam pekat kemudian didinginkan oleh keadaan. Aku melihatmu seperti segelas teh tawar yang didalamnya hambar tapi tetap terasa. Yang ada aku melihatmu utuh sebagaimana awal perjumpaan kita yang ingatannya tak bekesudahan. PROLOG Bertemu dengan orang yang belum selesai dengan masa lalunya adalah satu hal yang mungkin terdengar menyakitkan. Bagaimana bila itu terjadi padamu?, seperti mengulang piringan lagu yang rusak dan suaranya sumbang tak terdengar. Kau sebegitu saja menjadi sebuah simfoni yang dawainya belum usai ku petik satu demi satu sehingga belum sampai terdengar melodi yang selaras. Sampa...