Catatan Perjalanan #10: Lelaki Penyusun Puzzle
www.academicimpressions.com/
Catatan Perjalanan #10: Lelaki Penyusun Puzzle
Oleh
Nia Nur Pratiwi
“Bahwasannya memilih seseorang yang akan melengkapi hidup kita itu layaknya
menyusun puzzle, kita harus benar dan hati-hati dalam memilihnya agar tepat dan
sempurna dalam gambar yang dihasilkan dan menyempurnakan yang kurang.”
Gambar laki-laki itu seperti begitu saja
memenuhi kepalaku, ia berputar-putar di otakku dan
sepertinya aku mencoba mengelaknya namun ia terus muncul menjadi sosok yang muncul begitu saja dilangit-langit kamarku. Sudah beberapa hari ini aku duduk di depan leptop untuk menuliskan tentangnya, yah itulah caraku. Dia adalah lelaki aneh
penyusun puzzle yang ku temukan sebulan lalu di tempat bernama rumah.
Lelaki penyusun puzzle itu memberikan hari yang berharga, membicara masa depan dan sebuah mimpi melanjutkan studi di Luar Negeri. Yah, dialah lelaki penyusun
puzzle yang ku beri nama lelaki penunggu danau Syurga. Kau lelaki penunggu danau syurga yang
membawa banyak air segar setelah kering kerontang. Yah, kau tiada yang
ingin ku beritahu selain tulisan ini nanti akan kau baca sendiri jika
terbitnya.
Kau, lelaki yang menyusun puzzlemu, menginspirasiku untuk menulis sebaris kata-kata yang mungkin
akan kau baca dikemudian hari, bukan karena ku tunjukkan, tapi kau yang mencari, bilakah tidak jua tak apa, ini akan ku baca kembali dikemudian hari. Jika boleh aku berkata jujur
bahwa kau yang membaca tulisan ini dengan rapi, nantinya dengan sangat berbangga hati mengatakan bahwa akulah Inspirasi tulisanmu yang satu ini, membacaya dengan riang, dan aku akan menyampaikan, bahwa aku pernah menulis tentangmu dan kau adalah
sumber inspirasi, setelah airku setahun yang lalu surut kerontang dan tak
tersisa lagi segarnya, hati sesak dan tak bisa bernapas karenanya, agak
hiperbola memang tapi nyatanya. Ku ceritakan kembali sedikit kisah hari-hari
itu yang mencekam, tentang rumah yang berakhir roboh tiang-tiangnya, ia enggan
lagi berdiri. Tentang sebuah gelas yang pecah dan kacanya berserak serta menjadi
puing yang tak lagi bisa disatukan. Syukurlah, satu persatu dapat tersusun kembali, mewujud baru yang lebih baik lagi.
Kau, lelaki penunggu danau Syurga
penyusun Puzzle. Telefonmu masih terngiang-ngiang dalam benakku malam itu, kau
berkata mencari pasangan itu tidak mudah, ibarat menyusun puzzle dan kita harus
benar-benar mengetahui mana yang paling bisa melengkapi kekurangan kita. Kaukah itu ?
“Menyusun hari-hari denganmu adalah menyusun puzzle ku,”
Purwokerto,
18-03-2021

Komentar
Posting Komentar