Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Esai #7: Sukarelawan: Kerelaan dan Tanggung jawab pada Zaman

Gambar
Sukarelawan: Kerelaan dan Tanggung jawab pada Zaman Nia Nur Pratiwi Menggagas sebuah perubahan zaman yang semakin melaju melesat, orang cenderung akan bersifat apatis dan tidak peduli dengan setiap gerak gerik oleh masyarakat, kemanakah sisi Humanis dari makhluk bernama manusia biladia mengabaikan keadaan sekitar yang mana kadangkala sangat perlu sekali ulura tangan dari manusia. Untuk itu kemudian muncul segelintir orang yang menamakan diri sebagai relawan atau disebut juga dengn sukarelawan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Sukarelawan adalah orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau dipaksakan ). Akan tetap relawan tidaklah sesederhana itu dalam pengaplikasinannya maka tidaklah sesederhana itu dalam pengertiannya. Misalnya ada seorang yang melakukan sesuatu secara sukarela terhadap kekasihnya itu tidaklah disebut sebagai seorang relawan karena konteksnya sudah sangat berbeda. Untuk itu, agar tidak terjadi penyemp...

Esai #6: Bungkam tak bertuan, Bicara dimatikan

Gambar
Pers Dua Dekade Pasca Reformasi Nia Nur Pratiwi             Dua dekade lalu pengecaman terhadap pemuatan berita yang berbau kritik terhadap Pemerintah akan dituntut bahkan dipenjarkan bila terbukti melakukan pelanggaran. Sebut saja kebebasan berpers merupakan suatu ang amat langka atau jarang dtemukan ketika masa orde baru.Sebagaimana dijelaskan pula oleh beberapa lembaga pers yang tetap memperjuangkan hak hak persnya antara lain Forum Diskusi Wartawan Yogyakarta (FDWY) serta Ikadin, yang patut diacungi jempol karena masih berani untuk menghadap permasalahan dengan tetap mengadakan diskusi dan berpendapat. Ini membuktikan bahwasanya menegluarkan pendapat pada saat itu menjadi sebuah hal yang sangat diawasi.             Pers menjadi sebuah kontrol terhadap kekuasaan. Bahwasannya seseorang dapat melakukan kritik kepada pemerintah dengan lembaga pers. Namun keny...

Esai #5: Jangan Kau Kira Petani Tak Punya Daya

Gambar
Petani, Puisi dan, Marhaenisme Nia Nur Pratiwi Sejarah abad ke-18 hingga awal abad ke-20 yang belum lama berlalu, menggambarakan suasana penuh gejolak dan keras. Abad tersebut ada banyak dari negara seberang seperti Cina, Rusia, Vietnam, Indonesia dan negara Amerikan Latin, kaum tani menjadi tonggak awal pergulatan serta perlawanan dalam usaha revolusioner (Sobary,   2018: 138). Bung Karno presiden pertama Republik Indonesia menyebutkan bahwa kaum petani adalah sokoguru revolusi. Pada dasarnya awal dari pernyataan petani adalah sokoguru revolusi adalah pernyataan dari Bung Karno yang berupa generalisasi bahwa petani yang menjadi penggerak revolusi karena bukan hanya negara Indonesia saja, melainkan beberapa negara lain juga sama. Petani yang biasanaya dianggap bentuk masyarakat yang menerima segala ketentuan hidup atau dalam bahasa lain nrimonan bisa saja menjadi sebuah ”bom waktu” yang akan meledak sebagai massa yang tak terkendali. Jiwa petani barakali bisa di...