Catatan Perjalanan #9: Bulan Juni Yang Basah
Catatan Perjalanan #9: Bulan Juni Yang Basah Oleh Nia Nur Pratiwi “Bulan Juni yang biasanya kering, Tepat dua dekade ini begitu Basah.” Dua belas bulan dalam setahun, ada satu bulan ditengah-tengah yang begitu basah semejak dua dekade ini. Ia dieja dari empat huruf yang menopang kokoh namun sendu. Sebuah catatan menuliskan banyak orang-orang besar yang turun bersama air di bulan yang merupakan pertengahan dalam setahun ini. Musim panas biasanya dilalui oleh banyak sekali faktor, seperti angin muson Timur dan bulan yang memang seharusnya kering menurut perhitungan kalender. Juni menjelma menjadi begitu basah setiap tahunnya bagiku. Setiap kali aku melafalkan syair Sapardi Djoko Damono berjudul “Hujan Bulan Juni”, kadangkala ini seperti membaca seluruh cerpen karya Alberto Moravia berjudul “Lelucon Musim Panas” kemudian dihadapakan kepada kawan-kawanku yang mendengarkannya. “Mana ada Hujan Bulan Juni ?”, kawan-kawanku biasanya bertanya sambil terkekeh melede...